Meneladan Keutamaan Santo Vincensius
Lingkungan Santo Vincensius Sumber Wilayah Santo Leonardus pada hari Jumat 27 September 2024 mengadakan Perayaan Ekaristi Pesta Nama Santo Pelindung Santo Vincensius. Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh Romo Aloysius Kriswinarto MSF. Setelah perayaan ekaristi dilanjutkan dengan wawanhati.
Perayaan Ekaristi merupakan puncak iman. Bagi umat Lingkungan Santo Vincensius Sumber perayaan pesta nama santo pelindung merupakan ungkapan syukur dan memohon rahmat Tuhan dalam doa-doa melalui perantaraan Santo Vincensius. Selain itu meneladan santo pelindung bagi umat menjadi jalan peziarahan untuk meneladan ketaatan, kesetiaan, sikap bakti dan menaruh pengharapan terkabulnya doa melalui perantaraan santo pelindung.
Semakin Katolik semakin apostolik
Perayaan Ekaristi di lingkungan dalam konteks pertumbuhan iman menjadi sarana untuk “Tinggal dalam Kristus dan menghasilkan buah.”
Tinggal dalam Kristus dilakukan umat bersama dalam satu lingkungan untuk mendekatkan diri pada Kristus dalam perayaan ekaristi dan memohon buah-buah ekaristi yang bisa dibagikan dalam hidup keseharian dalam keluarga, lingkungan, paroki, Gereja maupun di masyarakat.
Perayaan ekaristi meneguhkan bahwa iman mampu memberikan berkat bagi orang lain. Perayaan ekaristi juga mengingatkan sebagai pengikut Kristus umat diajak untuk menghayati hidup kristiani sehingga semakin Katolik dan semakin apostolik yakni memiliki semangat perutusan.
Keutamaan Vincensian
Bagi Vincensian yakni umat yang berlindung dalam spiritualitas dan keteladanan Santo Vincentius ada keutamaan-keutamaan yang bisa diwaris dari Santo Vincensius i dan menjadi kekayaan rohani.
Keutamaan tersebut yakni:
- Kerendahan hati.
Melalui kerendahan hati kita mengakui keterbatasan yang kita miliki dan memandang Allah sebagai pencipta kebaikan sehingga menggerakkan kita untuk datang kepada Allah dan bersyukur atas pemberiannya serta mempergunakannya untuk melayani sesama.
- Kesederhanaan
Kesedarhanaan adalah memilih cara Allah untuk melakukan segala sesuatu, melihat dan menilai segala hal dari sudut pandang Kristus bukan dari kebijaksanaan duniawi; dan bukan dari pemikiran kita sendiri. Kesederhanaan: juga menunjukkan sikap jujur dalam berkata dan bertindak, tulus dan hidup sederhana.
- Cinta Kasih
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita …” (1Yoh 4:10) Cinta kasih itu membawa konsekwensi dan tanda mengasihi Allah, dengan memberi waktu dan ruang dalam hati untuk merasakan kasih Allah dan membagikannya bagi sesama
- Matiraga
Matiraga adalah tindakan penyangkalan mengenai apa-apa yang disukai oleh natura atau kodrat kita. Menolak segala macam kesenangan diri yang merugikan kehidupan saat ini maupun masa mendatang karena menjauhkan diri dari Kasih Yesus. Vinsensius menghubungkan matiraga dengan sikap lepas bebas dari segala yang mengikat kita. Segala yang kita jalankan hanya untuk mencintai Allah, untuk menyesuaikan keputusan kita pada Allah dan menyerahkan kehendak kita pada Allah.
- Menyelamatkan jiwa
Menyelamatkan jiwa artinya menyelamatkan umat manusia dan menariknya kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Allah. Kasih dan kerahiman Allah menunjukkan kehendak-Nya untuk mendamaikan manusia dengan Allah. “
Wawan hati setelah perayaan ekaristi
Setelah perayaan ekaristi Romo Aloysius Kriswinarto MSF menyampaikan katekese tentang sakramen.
Perayaan ekaristi dan wawan hati menjadi sarana perjumpaan “gembala” dan umat dan menjadi sarana berjalan bersama mengalami peristiwa iman.