Bidang Pewartaan dan Evangelisasi Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Solo pada hari Kamis, 19 September 2024 mengadakan kegiatan Ketekese Apologetik. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan “sekolah iman” bagi umat Paroki Kleco dan telah berjalan dua tahun sampai saat ini. Kegiatan Katekese Apologetik diikuti 102 peserta yang terdiri dari umat Paroki Kleco dengan nara sumber Romo Yoseph Aris Triyanto MSF Vikaris Paroki Gereja Santo Paulus Kleco Solo.
Ketua Bidang Pewartaan dan Evangelisasi Paroki Kleco Y. Yudi Hartono dalam kata sambutan belajar bersama Ketekese Apologetik mengungkapkan bahwa pembelajaran Kitab Suci selama dua tahun ini sudah menyentuh seluruh isi Alkitab. Namun masih dalam tahap pengenalan masing-masing kitab atau baru ‘kulit’nya. Untuk itu program ini masih perlu dilanjutkan dengan lebih mendalam, bisa per kitab ataupun per topik yang saling terkait.
Imam mengajar mewartakan sabda
Romo Yoseph Aris Triyanto MSF pada awal Katekese Apologetik mengajak umat untuk mengembangkan iman. Katekese apologetik adalah pembelaan iman. Iman yang dimiliki umat tidak hanya berhenti pada pengetahuan, tidak hanya dirayakan, tidak hanya diwujudkan tetapi juga perlu dipertahankan jika ada orang yang bertanya. “Apakah kita sebagai orang Katolik siap memberi penjelasan?”
“Dalam rangka Formasio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB) kita diajak bersama-sama belajar sekaligus memiliki keteguhan iman tatkala menghadapi tantangan dan kesulitan. Sebagai orang Katolik hendaknya tetap setia, tetap teguh tetap berani mewartakan sehingga menjadi orang Katolik yang tangguh, yang teguh dan misioner,” kata Romo Yoseph Aris Triyanto, MSF.
Sumber iman Katolik
Romo Yoseph Aris Triyanto dalam Katekese Apologetik mengajak peserta sekolah iman yang hadir untuk mengingat kembali sumber iman Katolik yakni Kitab Suci, Ajaran Gereja dan Tradisi Suci. Romo Yoseph Aris Triyanto MSF mengutip 1 Petrus bab 3 ayat 15. “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan. Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”. “Kutipan ini sebagai dasar memberikan penjelasan dan pertanggung jawaban iman yang kita miliki,” kata Romo Aris. Selanjutnya Romo Aris mengajak berdiskusi peserta tentang pertanyaan-pertanyaan sekitar iman diantaranya pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti mengapa orang Katolik perlu ke gereja setiap hari Minggu? Mengapa saat konsekrasi umat menyembah hosti dan piala yang diangkat imam? Mengapa kita perlu berdoa? Dan berbagai pertanyaan lain yang muncul dan sering dijumpai umat.
Katekese Apologetik mengajak umat untuk tidak lelah dan merasa terbebani mencari dan menemukan Tuhan dengan mendalami Kitab Suci. Mengikuti BKSN. Membaca Mazmur dan mengikuti Ekaristi. Selain itu sebagai umat beriman peserta diajak mengenal sejarah Gereja, meneladan cara hidup santo- santa dan orang kudus untuk meneguhkan iman. Mengimani Maria sebagai Bunda Kristus. Memahami dogma Maria sebagai Bunda Allah, Romo Yoseph Aris Triyanto MSF mengajak peserta yang hadir untuk memahaminya dengan kacamata iman. Tidak hanya dipahami dengan cara pemikiran manusia namun dihayati sebagai karunia iman seperti yang terungkap dalam doa Aku Percaya : “Dan (percaya) akan Yesus Kristus, PuteraNya yang tunggal, Tuhan kita. Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria.”
Ajakan semakin mengenal Kristus
Pada akhir pertemuan Katekese Apalogetik Romo Yoseph Aris Triyanto MSF mengutip apa yang diungkapkan Santo Hieronimus, seorang imam dan pujangga Gereja, yang menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Lama ke Bahasa Ibrani dan Bahasa Latin, dan Revisi Perjanjian Baru ke Bahasa Latin yang mengungkapkan “Ignoratio Scripturarum Ignoratio Christi Est” yang artinya “Orang yang tidak mengenal Kitab Suci tidak mengenal Kristus”. “Mari kita membuka diri untuk belajar semakin mengenal Kristus karena Kristuslah yang kita imani sebagai penyelamat kita,” kata Romo Aris. Henry Ismadi salah satu peserta Katekese Apologetik kepada mengatakan setelah mengikuti kegiatan ini merasa diteguhkan dan semakin memahami dasar iman Katolik. Sebagai orang Katolik dengan rendah hati memang harus bisa menjelaskan tentang dogma dan iman Katolik.